Oleh: Ustadz Mhd.Syafii S.Ag (Ketua LP2A Desa Pulau Gadang).

Tim siaran pers pemerintah Jldesa pulau gadang menguraikan kembali semacam pendapat resmi (Legal opinion) dari ketua LP2A desa pulau gadang yang beliau masukan dalam akun media sosial beliau.

Sebagai seorang akademisi yang purna ilmu di bidang hukum syar'i sangat perlu bagi kami pemerintah desa pulau gadang sebagai tolok ukur dalam menyelesaikan permasalahan ke kisruhan Adat dalam kenegarian pulau gadang yang saat ini tak kunjung terselesaikan. 

"Ikhtilaf ummatiy Rahmah ...perbedaan pendapat umatku adalah Rahmat" demikian pembukaan opini beliau dalam medsos nya.

"Di dalam urusan ibadah(agama) para ulama telah membuktikan dengan ilmunya bahwa perbedaan pendapat ada solusinya karena ada dalil dalil yg disandarkan kepada Allah dan rosulnya." imbuh beliau.

Dalam hal permasalahan adat di kenegarian pulau gadang beliau mempertanyakan dimana dalam urusan sosial ( katanya adat istiadat)

Apakah ada solusi ikhtilaf ?

Dalil dalilnya disandarkan kemana?" Tanya beliau.

"Ada atau tidak pertimbangan mafsadat dan maslahatnya ?

Kalau memang adat bersandi sarak ..sarak bersandi kitabullah..berarti wajib hukumnya mengerti ilmu syarak dalam beradat.

Artinya tidak ada kata tunggu bagi pemegang amanah untuk islah sebab ini adalah sebenarnya urusan agama (silaturrohim)

Saya sangat khawatir...(keadaan masyarakat)" demikian paparan tokoh agama desa pulau gadang ini yang juga tugas sehari hari nya adalah kepala sekolah di SDN 009 desa pulau jambu kecamatan kuok.

Dalam closing opininya beliau menyampaikan "Kalau lah titik temunya maslahat umat, saya yakin Datuk Datuk punya tujuan yang sama, namun Kalau lah titik temunya suku masing masing, saya yakin sampai dunia kiamat Datuk Datuk punya tujuan dan niat masing masing", tegas beliau. 

Wallahu a'lam

"surat pertama dari masyarakat biasa sukunya Domo", Serta "Punya ayah yang sukunya Melayu, punya Datuk yg sukunya pitopang dan piliang", sambil mengakhiri tulisan nya

#perbedaan untuk lita'arofu

#dunsanak kasodonyo